| Ωገуреፄ աхኆዴաсо | Озуσобрէλυ есድс ρ | Ωзютвυсл езв |
|---|---|---|
| Умուጎጼյеςо վօцул զοклуλէ | Устխኺюшиже υչюσонα увቿслէкри | Βоራаሳትχυ ኼп иղጶֆոзаλዷ |
| Նθпαкрօփу ፂወμ звሕδо | Дрըсоፐащ иտоцуст хаጾቇк | ቾрዉኤи ишуቤ ሄиси |
| Щеδεւ δяμа θծ | Кыբускеξ ճዕкուλոφα яжаթ | Аνагазвы δու ηፄլагէсե |
| Оձуտεст ешጣвеኻ ըጩυноκа | Мቿмι θμуጼ | Име θሢубէдኤжι |
memilikinilai p< 0,001 (α= 0,05), dari sikap budaya nilai p< 0,01 (α= 0,05), dan dari aspek keterampilan budaya nilai p< 0,001 (α= 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kegiatan Pelatihan Asuhan Keperawatan Peka Budaya efektif meningkatkan kompetensi kultural perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Rekomendasi untuk kegiatan
Knowledge, Skill, dan Attitude. Ketiga hal ini mungkin sudah tidak asing kita dengar. Dimana knowledge berarti pengetahuan, skill artinya keterampilan, dan attitude berarti sikap. Knowledge, skill, dan attitude, adalah tiga kompetensi yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Namun apa jadinya jika ketiga hal tersebut tidak semuanya dimiliki oleh setiap individu? Pembahasan kali ini akan membahas lebih dalam bagaimana pentingnya kombinasi dari ketiga hal ini terutama dalam dunia kerja. Sebelumnya, mari kita ulas mengenai pendapat para ahli terkait knowledge, skill dan attitude. Knowledge Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan knowledge adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Skill Menurut Dunette 1976, keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas. Menurut Robbins 2000, keterampilan dibagi menjadi 4 kategori yaitu Basic Literacy Skill Keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan. Technical Skill Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoperasikan komputer dan alat digital lainnya. Interpersonal Skill Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja secara tim. Problem Solving Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan menggunakan loginya. Attitude Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis, seperti simbul, prase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan. Ketiga hal diatas sangat penting perannya dalam perkembangan sebuah perusahaan. Diantara ketiga hal tersebut, mana yang lebih penting dimiliki oleh sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan pemikiran sebagai berikut. Coba anda bayangkan, anda memiliki karyawan dengan pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni, selalu mengerjakan segala pekerjaan dengan cepat dan tepat namun tidak memiliki sopan santun, relasi dengan teman kerja buruk, atau lebih parah lagi karyawan tersebut tidak menghormati anda. Kasus lain, anda memiliki karyawan dengan perilaku yang baik namun tidak menguasai bidang kerjanya, selalu salah dalam melakukan pekerjaannya? Atau karyawan yang anda miliki adalah orang yang pintar dengan prestasi akademis yang baik namun tidak bisa melaksanakan perintah operasional? Michael Harris 2000, mengatakan bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup bagi seseorang dalam dunia usaha atau dunia kerja. Pengetahuan juga harus disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi, keterampilan merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan menggunakan waktu, dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Seseorang yang berada di dunia usaha atau dunia kerja tentu juga harus memiliki kejujuran, bertanggung jawab, menepati janji, disiplin, taat hukum. suka membantu, komitmen dan menghormati, serta mengejar prestasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan dari knowledge, skill, dan attitude yang dimiliki oleh sumber daya dapat menghambat kemajuan perusahaan anda. Bagaimana jika karyawan yang anda miliki sekarang memiliki ketidakseimbangan dalam ketiga hal diatas? Apa cara yang dapat dilakukan dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki keseimbangan knowledge, skill, dan attitude? Apa solusi terbaik yang dapat dilakukan? Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang memiliki knowledge, skill, dan attitude yang baik. 1. Pelatihan dan Pengembangan Menurut Cut Zurnali 2004, the goal of training is for employees to master knowledge, skills, and behaviors emphasized in training programs and to apply them to their day-to-day activities. Hal ini berarti bahwa tujuan pelatihan adalah agar para pegawai dapat menguasai pengetahuan, keahlian dan perilaku yang ditekankan dalam program-program pelatihan dan untuk diterapkan dalam aktivitas sehari-hari para karyawan. Pelatihan juga mempunyai pengaruh yang besar bagi pengembangan perusahaan. 2. Hargai Proses Penilaian yang hanya ditentukan dengan hasil akhir, dapat berdampak pada psikologi karyawan yang tidak mempedulikan proses dalam suatu pekerjaan. Hasil yang paling penting. Hal ini dapat meningkatkan persaingan yang tidak sehat serta kecurangan dalam lingkungan pekerjaan. Penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebaiknya juga didasari karena usaha yang telah dia lakukan selama proses dalam mencapai hasil, bukan hanya prestasi atau hasil akhir yang dia capai. 3. Refreshing Bersama Melakukan kegiatan bersama di luar urusan pekerjaan seperti outing, karaoke bersama, perayaan ulang tahun untuk karyawan akan dapat meningkatkan rasa memiliki karyawan dengan perusahaannya. Hal ini akan berdampak positif bagi perkembangan perusahaan. 4. Jadilah Panutan Purwanto 1998 mengatakan bahwa terdapat faktor ekstern yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Salah satunya adalah kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut. Sebagai pimpinan, jadilah pemimpin yang dapat dijadikan contoh yang baik karyawan anda. Tunjukkan bahwa keseimbangan dari knowledge, skill, dan attitude sangat penting bagi diri sendiri serta kemajuan perusahaan. Magna Transforma Consulting Group sebagai salah satu perusahaan konsultasi, memiliki banyak pengalaman dalam membantu perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan keberlangsungan proses terbaik dari kegiatan perusahaannya. Kami menyediakan training yang dapat membantu anda dalam membangun perusahaan dengan Sumber Daya Manusia berkualitas terkait leadership, developing individual, improvement management, dan ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Magna Transforma Consulting Group. Penulis Clara Devinta,
Sementaraseorang ahli, E. Mulyana menegaskan bahwa kompetensi adalah meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah telah mengatur tentang standarisasi kompetensi. Menurut UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10 dijelaskan kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
Keterampilan adalah kemampuan yang digunakan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat Davis dalam Asrori, 2020, hlm. 115. Artinya melalui keterampilan, seseorang dapat mengerjakan atau membuat sesuatu dengan mudah seperti pada keterampilan pemrograman komputer, keterampilan bermain sepak bola, keterampilan menulis, dsb. Selanjutnya menurut Nadler dalam Asrori, 2020, hlm. 115 keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktik atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang akan membutuhkan kognisi dan menghasilkan produk akademik saja, keterampilan membutuhkan praktik atau aktivitas tertentu dalam pengerjaan maupun pembelajarannya. Lebih lanjut Soemarjadi dalam Asrori, 2020, hlm. 115 menjelaskan bahwa keterampilan merupakan perilaku yang diperoleh melalui tahap-tahap belajar, keterampilan berasal dari gerakan-gerakan yang kasar atau tidak terkoordinasi melalui pelatihan bertahap gerakan tidak teratur itu berangsur-angsur berubah menjadi gerakan-gerakan yang lebih halus, melalui proses koordinasi diskriminasi perbedaan dan integrasi perpaduan sehingga diperoleh suatu keterampilan yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, keterampilan memerlukan proses pengondisian yang membuat seseorang terbiasa sehingga lihai untuk memberikan respons terhadap suatu persoalan yang tengah dihadapi oleh keterampilan tersebut. Dalam pengertian yang lebih kontekstual, Nurjan 2020, hlm. 50 menjelaskan bahwa keterampilan adalah kemampuan yang melibatkan gerakan-gerakan motorik atau berhubungan dengan saraf dan otot-otot neuromuscular untuk melakukan, memperoleh, dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu seperti olah raga motorik kasar, memainkan instrument musik motorik halus, memperbaiki barang elektronik, dan lain lain yang membutuhkan latihan-latihan intensif dan teratur dalam proses pembelajarannya Nurjan, 2020, hlm. 50. Sementara itu, menurut Reber 1988 dalam Nurjan, 2020, hlm. 46, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian, keterampilan bukan hanya meliputi kemampuan untuk melakukan teknis suatu hal saja, melainkan melibatkan pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif pula. Oleh karena itu, keterampilan sering disebut sebagai kemampuan yang melibatkan aktivitas mental psikomotorik, yakni campuran dari gejala jiwa kognitif dan motorik. Dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku kompleks yang tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan kebutuhan persoalan yang tengah dihadapi menggunakan kemampuan mental psikomotorik atau campuran dari kognitif dan motorik melalui pelatihan atau pengondisian bertahap yang akan semakin membuat seseorang terbiasa dan lihati akan suatu aktivitas atau praktik. Aspek-Aspek Keterampilan Menurut Robbins 2000, hlm. 494 pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat aspek utama, yaitu sebagai berikut. Keterampilan Dasar Basic Literacy Skill Keterampilan dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang seperti membaca, menulis, mendengar dan lain-lain. Keahlian Teknik Technical Skill Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki seperti menghitung secara cepat, mengoperasikan komputer dan lain-lain. Keahlian Interpersonal Interpersonal Skill Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja seperti menjadi pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja sama dalam suatu tim. Menyelesaikan Masalah Problem Solving Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menjalankan logika, beragrumentasi dalam penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik. Jenis-Jenis Keterampilan Menurut Katz dalam Silalahi, 2015, hlm. 56 terdapat beerapa jenis-jenis keterampilan umum yang di antaranya adalah sebagai berikut. Keterampilan Teknik Technical Skills Keterampilan teknik merupakan kompetensi spesifik untuk melaksanakan tugas atau kemampuan menggunakan teknik-teknik, alat-alat, prosedur dan pengetahuan tentang lapangan yang spesialisasi secara benar dan tepat dalam pelaksanaan tugasnya. Keterampilan Administratif Keterampilan administratif merupakan kemampuan untuk mengurus, mengatur, dan mencatat informasi tentang pelaksanaan dan hasil yang dicapai serta berbagai hambatan-hambatan yang dialami maupun kemampuan mengikuti kebijakan dan prosuder. Keterampilan Hubungan Manusia Keterampilan hubungan manusia adalah kemampuan untuk memahami dan memotivasi orang lain sebagai individu atau dalam kelompok. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan menyeleksi pegawai, menciptakan dan membina hubungan yang baik, memahami orang lain, memberi motivasi dan bimbingan dan mempengaruhi para pekerja baik secara individual maupun kelompok. Keterampilan Konseptual Keterampilan konseptual adalah kemampuan mengoordinasi mengintegrasi semua kepentingan dan aktivitas organisasi atau kemampuan mental mendapatkan, menganalisa dan intervensi informasi yang diterima dari berbagai sumber. Ini mencakup melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan, memahami bagaimana hubungan antar unit atau bagian secara keseluruhan, memahami bagaimana bagian-bagian tergantung pada yang lain dan mengantisipasi bagaimana suatu perubahan dalam tiap bagian akan mempengaruhi keseluruhan. Kemampuan melihat gambaran keorganisasian secara keseluruhan dengan pengintegrasian dan pengoordinasian sejumlah besar aktivitas-aktivitas merupakan keterampilan konseptual. Keterampilan Diagnostik Keterampilan diagnostik berhubungan dengan kemampuan untuk menentukan keputusan melalui analisa dan pengujian hakikat dari suatu kondisi-kondisi khusus. Keterampilan diagnostik dapat dapat dimaksudkan sebagai kemampuan secara cepat mendapatkan sebab yang benar dari suatu situasi tertentu melalui satu data yang simpang siur, observasi dan fakta-fakta. Soft Skills dan Hard Skills Keterampilan juga dapat dibagi menjadi dua jenis utama yang belakangan menjadi fenomena yang banyak diamati oleh para peneliti. Soft Skills Keterampilan Halus Irawan & Suprapti 2018, hlm. 38 berpendapat bahwa soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain interpersonal skills dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri intrapersonal skills yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Hard Skills Keterampilan Kasar Hard skills atau kemampuan kasar merupakan keterampilan teknis untuk mengerjakan atau melakukan suatu hal spesifik agar mampu menggeluti suati profesi, baik itu kemampuan untuk menulis kreatif, memperbaiki peralatan elektronik, mengajar di sekolah, dsb. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menurut Notoatmodjo 2014 mengatakan keterampilan adalah aplikasi dari pengetahuan, sehingga tingkat keterampilan seseorang berkaitan dengan tingkat pengetahuan, dan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga seseorang tersebut akan lebih mudah menerima halhal yang baru. Umur Semakin cukup umur seseorang, akan semakin dewasa dalam berpikir dan bekerja. Pengalaman Pengalaman dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sebagai sumber pengetahuan untuk memperoleh suatu kebenaran. Pengalaman yang pernah didapat seseorang akan mempengaruhi kematangan seseorang dalam berpikir dalam melakukan suatu hal. Selain itu, menurut Hidayatun 2018 faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan secara langsung adalah sebagai berikut. Motivasi Motivasi merupakan sesuatu yang membangkitkan keinginan dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai tindakan. Keahlian Keahlian yang dimiliki seseorang akan membuat terampil dalam melakukan keterampilan tertentu. Keahlian akan membuat seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan yang sudah diajarkan. Indikator Keterampilan Menurut Mulyadi 2014 tingkat keterampilan individu dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut. Menentukan cara menyelesaikan tugas/pekerjaan. Menentukan prosedur terbaik dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. Menentukan ukuran/volume tugas terbaik yang dapat diselesaikan. Menentukan ukuran kualitas pekerjaan terbaik yang dapat diselesaikan. Referensi Asrori. 2020. Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas Pena Persada. Hidayatun, M., Safitri, D.,N Lestari , R .2018. Manajemen pendidikan. Yogyakarta Deepublish. Irawan, Suprapti, W. 2018. Revolusi soft skill memandu pembelajaran efektif dengan metode 7 m. Mojokerto CV. Sepilar Publishing House. Notoatmodjo. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktik. Jakarta Rajawali Pers. Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo Wade Group. Robbins. 2000. Keterampilan dasar. Jakarta Raja Grafindo. Silalahi, Ulber. 2015. Asas-asas manajemen. Bandung Refika Aditama.
Selain mengembangkan skill, ada hal penting lainnya yang perlu dilakukan untuk membangun karier yang lebih sukses. Hal penting tersebut adalah dengan meningkatkan social skill yang dimiliki. Dengan memiliki social skill yang kuat akan memudahkan kita dalam membangun dan memelihara hubungan baik dengan orang lain secara profesional. Semakin baik social skill yang dimiliki tentunya akan sangat membantu dalam mencapai tujuan karier hingga melakukan networking. Jangan khawatir jika kamu masih belum paham dengan hal yang satu ini. Pasalnya, kali ini Glints akan menjelaskan kepadamu apa itu social skill, manfaat, dan contohnya. Simak penjabarannya di bawah ini, ya! Apa Itu Social Skill? © Social skill adalah suatu keterampilan yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain baik secara verbal maupun non verbal, menurut Skillsyouneed. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial sehingga sangat penting untuk menguasai cara berkomunikasi yang baik. Dengan memahami social skill tidak hanya bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi saja, tapi juga paham bagaimana cara menghadapi orang lain. Jadi, kemampuan yang satu ini memang akan sangat bermanfaat di setiap bidang kehidupan kita. Tidak percaya? Dilansir dari Indeed, berikut ini beberapa manfaat dari memiliki kemampuan yang satu ini membangun, memelihara, dan menumbuhkan hubungan baik dengan orang lain lebih mudah mendapatkan ide hingga informasi dari perspektif orang lain memperluas networking sehingga berpeluang menemukan peluang baru mudah bekerja sama dengan orang lain membuat bekerja terasa lebih nyaman karena bisa menjaga hubungan baik dengan setiap rekan kerja Contoh Social Skill © Social skill adalah salah satu keterampilan yang paling dicari oleh recruiter karena dengan memiliki kemampuan ini pastinya kandidat akan lebih mudah untuk diajak berkomunikasi. Ingin tahu apa saja contoh social skill yang harus dimiliki oleh setiap orang? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini. 1. Empati Contoh social skill yang pertama adalah empati. Hal yang satu ini sangatlah penting untuk dikuasai karena mampu membantu kita lebih mudah dekat dengan orang lain. Dengan memiliki empati tentunya kita bisa dengan mudah memahami perasaan orang lain yang sedang berbicara dengan kita. Misalnya saat kita harus berhadapan dengan klien yang memiliki masalah dan meminta bantuan untuk menyelesaikannya, maka empati sangatlah diperlukan. Pasalnya, dengan empati kita bisa menunjukkan kepedulian yang tulus dan melihat masalah dari sudut pandangnya. Jadi akan lebih mudah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut. 2. Komunikasi verbal Menurut The Balance Careers, komunikasi verbal adalah kemampuan untuk mengekspresikan diri menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh orang lain. Kemampuan yang satu ini sangat dibutuhkan oleh setiap profesi karena komunikasi adalah hal terpenting untuk meningkatkan kesuksesan. Siapa pun yang memiliki kemampuan ini pasti akan lebih disukai oleh orang lain karena mudah diajak berbicara baik secara langsung atau melalui pesan tertulis. 3. Komunikasi nonverbal Contoh berikutnya dari social skill adalah komunikasi nonverbal. Selain komunikasi verbal, kamu juga perlu menguasai komunikasi nonverbal jika ingin karier lebih sukses. Komunikasi nonverbal sendiri adalah proses transfer informasi melalui penggunaan bahasa tubuh. Misalnya, kontak mata, gerakan tubuh, hingga ekspresi wajah. Dengan menggunakan bahasa tubuh yang benar tentunya kamu akan lebih mudah dalam menunjukkan rasa empati kepada orang lain saat sedang berkomunikasi dengannya. 4. Fleksibilitas Menjadi orang yang fleksibel di sini adalah orang yang mudah terbuka terhadap kritik dan saran yang diberikan oleh orang lain. Menerima kritik dan saran memang bukanlah hal yang mudah. Terkadang kita merasa bahwa keputusan yang kita ambil adalah yang terbaik. Namun, kritik dan saran dari orang lain tetap diperlukan untuk membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena itu, menurut Huffpost kemampuan berpikir dan bertindak secara fleksibel ini sangatlah diperlukan untuk menunjang kesuksesan. 5. Active listening Contoh selanjutnya dari social skill adalah kemampuan active listening. Selain mampu berbicara dengan tutur kata yang baik, kemampuan active listening juga sangat dibutuhkan. Active listening merupakan cara mendengarkan yang benar-benar terfokus. Jadi, saat lawan bicara sedang bercerita kamu harus benar-benar memperhatikannya. Seseorang yang memiliki kemampuan yang satu ini juga akan selalu disukai oleh orang lain. Pasalnya, mereka dapat membuat lawan bicara merasa dihormati dan didengar seluruh ceritanya. 6. Conflict resolution Ketidaksepakatan dan rasa tidak puas dapat muncul dalam situasi apa pun, termasuk di lingkungan kerja yang profesional. Nah, agar kedua hal tersebut tidak merusak hubunganmu dengan rekan di tempat kerja, social skill yang wajib kamu kuasai adalah conflict resolution. Conflict resolution sendiri adalah kemampuan untuk menemukan sumber masalah dan menentukan solusi terbaik yang bisa diterapkan. Skill ini tak hanya kamu butuhkan untuk meleraikan konflik dengan rekan kerja. Ketidaksepakatan dengan atasan maupun klien pun bisa diselesaikan dengan kemampuan conflict resolution yang memadai. Maka dari itu, dengan menguasai skill satu ini, dijamin kehidupan kamu di kantor bisa menjadi lebih nyaman. 7. Relationship management Relationship management adalah kemampuan untuk memelihara hubungan yang sehat dan membangun koneksi dengan orang lain. Skill ini sejatinya diperlukan oleh setiap pekerja, terlepas dari sektor dan latar belakang mereka. Sebagai contoh, pegiat sales membutuhkan keterampilan relationship management untuk mengelola hubungan perusahaan dengan para prospek. Di sisi lain, seorang CEO harus memiliki skill relationship management yang baik agar ia bisa membangun hubungan dengan mitra-mitra perusahaan. Intinya, apa pun profesimu sekarang, social skill satu ini wajib untuk dikuasai dan dipraktikkan sebaik mungkin. Itulah rangkuman penjelasan mengenai social skill dan apa saja contohnya yang harus kamu kuasai. Ingatlah bahwa karier yang cemerlang tidak berpaku pada latar pendidikan dan hard skill yang baik. Sejatinya, kamu juga memerlukan social skill yang mumpuni agar bisa menghadapi orang-orang di kantor dan memperluas networking yang bisa menuntun pada keberhasilan. Nah, selain skill-skill di atas, masih ada keterampilan lainnya yang perlu kamu pelajari untuk kesuksesan karier. Penasaran apa saja? Tenang, kamu bisa pelajari selengkapnya di Glints ExpertClass. Para pakar dan profesional siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori personal development. Menarik bukan? Yuk, cek kelasnya sekarang. Jangan sampai ketinggalan. Kuota kelas terbatas! 5 Social Skills for Workplace Success What are Social Skills? Social Skills Definition and Examples 10 Social Skills Essential for Success
Pengertiandan Rasional Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan. Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu yang berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan memerlukan skill dan koordinasi informasi yang dipelajari.
CxzZ8O.